e7d195523061f1c0deeec63e560781cfd59afb0ea006f2a87ABB68BF51EA6619813959095094C18C62A12F549504892A4AAA8C1554C6663626E05CA27F281A14E6983772AFC3FB97135759321DEA3D7004FB075A8443E283A7673BBBDBFD88DFA513D62253E27B7E9FFF4379D8121322A85C7E16198ADF129F152EEF5340DE1ED504E252F53EAD1F847BC471C6326134.
e7d195523061f1c0deeec63e560781cfd59afb0ea006f2a87ABB68BF51EA6619813959095094C18C62A12F549504892A4AAA8C1554C6663626E05CA27F281A14E6983772AFC3FB97135759321DEA3D7004FB075A8443E283A7673BBBDBFD88DFA513D62253E27B7E9FFF4379D8121322A85C7E16198ADF129F152EEF5340DE1ED504E252F53EAD1F847BC471C6326134.
e7d195523061f1c0deeec63e560781cfd59afb0ea006f2a87ABB68BF51EA6619813959095094C18C62A12F549504892A4AAA8C1554C6663626E05CA27F281A14E6983772AFC3FB97135759321DEA3D7004FB075A8443E283A7673BBBDBFD88DFA513D62253E27B7E9FFF4379D8121322A85C7E16198ADF129F152EEF5340DE1ED504E252F53EAD1F847BC471C6326134.
e7d195523061f1c0deeec63e560781cfd59afb0ea006f2a87ABB68BF51EA6619813959095094C18C62A12F549504892A4AAA8C1554C6663626E05CA27F281A14E6983772AFC3FB97135759321DEA3D7004FB075A8443E283A7673BBBDBFD88DFA513D62253E27B7E9FFF4379D8121322A85C7E16198ADF129F152EEF5340DE1ED504E252F53EAD1F847BC471C6326134.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan seorang guru dalam pembelajaran kognitif.
e7d195523061f1c0deeec63e560781cfd59afb0ea006f2a87ABB68BF51EA6619813959095094C18C62A12F549504892A4AAA8C1554C6663626E05CA27F281A14E6983772AFC3FB97135759321DEA3D7004FB075A8443E283A7673BBBDBFD88DFA513D62253E27B7E9FFF4379D8121322A85C7E16198ADF129F152EEF5340DE1ED504E252F53EAD1F847BC471C6326134.
Penerapan teori Konstruktivisme. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar. Dengan menghargai gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir mandiri, berarti guru telah membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah (problem solvers)..
Penerapan teori Konstruktivisme. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuan sendiri yang didasarkan atas pemahaman sendiri. Jika merasa nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka, maka dialog yang sangat bermakna akan tercipta di dalam kelas.
Model-Model Pembelajaran Yang Terbentuk Berdasarkan Prinsip Konstruktivisme:.
rencana untuk meningkatkan motivasi para siswa yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut.