Tarumanegara

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

Tarumanegara. Kelompok: Zefa Dian Mentari Dadan Lingga radhya Harris.

Scene 2 (9s)

Naskah Wangsakerta yang konon pernah disusun pada abad ke-17 setelah era kerajaan Tarumanagara menyebutkan setidaknya terdapat 12 raja yang pernah memimpin Tarumanagara. Diawali dengan Jayasingawarman sebagai raja pertama dan di akhir oleh Linggawarman sebagai raja terkahir. Masih menurut Wangsakerta, kerajaan Tarumanagara jatu pada menantu dari putri sulungnya yaitu Tarusbawa dari Kerajaan Sunda. Tarusbawa lebih menginginkan kerajaannya sendiri yaitu Sunda. Namun, hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara pasti kapan Kerajaan Tarumanagara berakhir mengingat Naskah Wangsakerta baru ditulis 1.000 tahun setelah kejadian sebenarnya..

Scene 3 (52s)

ini jga masi asal usul. Terdapat tujuh bukti prasasti yang berhubungan dengan kerajaan Tarumanagara ditemukan di daerah Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Prasasti tersebut di antaranya adalah prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi 1, Jambu, Pasir Awi, dan Muara Cianten di dekat Bogor; prasasti Tugu di Jakarta Utara; dan prasasti Cidanghiang di Pandeglang, Banten.[²].

Scene 4 (1m 20s)

kehidupan politik pada masa kerajaan tarumanegara.

Scene 5 (1m 47s)

Kondisi sosial. Selanjutnya, kondisi sosial pada masa pemerintahan Raja Purnawarman terus meningkat dengan memperhatikan kedudukan kaun Brahmana sebagai tanda penghormatan kepada para dewa. Agama yang dianut oleh Raja Purnawarman dan rakyatnya adalah Hindu Siwa dengan kaum Brahmana sebagai pemegang peran penting dalam upacara. Sikap toleransi beragama pada masa ini cukup tinggi dengan adanya agama Budha dan agama nenek moyang (animisme)..

Scene 6 (2m 16s)

Kondisi sosial. Prasasti tugu menuliskan bahwa Raja Purnawarman membuat terusan (sepanjang) 6122 tombak yang dipergunakan sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan perdagangan dengan daerah sekitarnya (Kalimalang (?)). Hal ini menandakan kehidupan ekonomi rakyatnya tertata rapih. Selain itu, kehidupan budaya pada masa itu berada di dalam taraf tinggi yang ditandai dengan teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti yang memperlihatkan perkembangan budaya tulis menulis..