RUBELA

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 2 (2s)

RUBELA Ruang Belajar Siswa.

Scene 3 (27s)

Lingkungan Sahabat Kita.

Scene 4 (34s)

Buku Guru dan Buku Peserta didik Kelas V, Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=7yL7B-Tvmos https://www.youtube.com/watch?v=JXu3ofcafXQ.

Scene 5 (1m 0s)

Selamat datang di Rubela! Kamu bisa menggunakan aplikasi ini dengan sangat mudah, aplikasi ini dilengkapi dengan tombol navigasi yang memudahkan kamu untuk belajar. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan audio video untuk memberikan pengalaman yang berharga, menarik dan membuat kamu bersemangat untuk belajar. Selamat belajar kawan-kawan!.

Scene 6 (1m 19s)

B. Indonesia Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi 3.8 4.8.

Scene 7 (1m 42s)

do C Sedang 3.31 3.01 S 21 Air Teriun Syair don Lagu: AX Mahal ud 2 61 3.31 tok 0 11 4 5 61 tir 21 31 2 2.21 51 IT. Toll 00].

Scene 8 (2m 24s)

Tangga nada diatonis mayor bersifat riang gembira dan bersemangat, serta biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do.

Scene 9 (3m 12s)

Air sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup. Setiap hari kita membutuhkan air untuk berbagai keperluan. Nah, sangat sering kita menggunakan air di kehidupan sehari-hari. Lalu, darimana asal air? Bagaimana ya alam menjaga ketersediaan air? Mari kita simak video berikut ini!.

Scene 11 (7m 8s)

Nah, air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup di bumi. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan air. Selanjutnya, yuk kita baca cerita tentang air berikut ini..

Scene 12 (7m 54s)

“Dengar kataku!” geram Beri sambil membalik tubuhnya. “Aku tak akan memberikanmu air lagi. Semua semut dilarang mengambil air di sini lagi!” Semut Hitam terdiam sebentar. Lalu katanya, “Apa boleh buat, kalau kau sudah memutuskan begitu! Tapi aku tetap akan mengambil air untuk bayi-bayi semut di lembah!” Beri beruang sangat marah. Namun, Semut Hitam sudah menghilang lagi ke bawah daun-daun kering. Beri mencarinya, tetapi ia tidak melihat apa-apa di rumput. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak. Semut-semut yang haus menunggu di lembah semut. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan..

Scene 13 (9m 59s)

Pada suatu hari, Beri si Beruang melihat ke dalam mata air. Beri mengeluh,“Sepertinya air di mata air ini semakin sedikit saja. Pasti bangsa semut terlalu banyak mengambil air!” Beri lalu menundukkan kepala, melihat ke tanah dengan teliti. Ah, ia melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci mungil di pundak. “Berhenti, semut!” teriaknya. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil air di sumber airku lagi. Kamu sudah terlalu banyak mengambil air. Berhenti atau kucakar kau!” ancam Beri Beruang. Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan teriakan Beri. Ia merangkak ke bawah beberapa helai daun kering. Ia terus berjalan menuju sumber mata air. Beri mencakar dan mengendus daun-daun sambil berteriak, “Tak ada gunanya sembunyi! Aku bisa menemukanmu!” Semut hitam berteriak dari arah belakang Beri, “Kenapa kamu pelit sekali? Bayi-bayi semut di lembah semut sangat kehausan. Air di mata air ini kan masih banyak sekali. Bahkan masih cukup untuk seribu rusa.”.

Scene 14 (12m 3s)

“Pasti Semut Hitam mendapat masalah. Lihatlah! Ini gucinya, tapi dia tidak tampak!” Mereka memungut guci itu dan terus berjalan. Saat itu seekor kelinci mengintip dari balik semak. Kelinci itu mengangkat telinganya dan berbisik, “Jangan pergi ke mata air itu. Pulanglah, kalian dalam bahaya. Beri sedang marah. Ia bilang, air di mata airnya berkurang. Ia akan mencakar semut-semut yang berani mengambil air dari mata airnya!” Akan tetapi semut-semut itu tidak takut. “Mana beruang itu sekarang?” tanya mereka. “Ia sedang di rumahnya beristirahat,” jawab Kelinci. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput. Mereka melihat seekor tupai duduk di pohon dan bertanya, “Apa kami sedang berjalan tepat ke arah sarang beruang?”.

Scene 15 (13m 59s)

“Ya, ya, ini memang jalan ke arah sarangnya,” jawab Tupai. “Tapi sebaiknya kalian balik ke rumah. Beri beruang dari tadi berteriak terus. Katanya, kalau kalian mengambil air dari mata airnya, ia akan mencakar kalian.” Akan tetapi semut-semut itu tak mau kembali. Mereka terus berbaris seperti tali sepatu di tanah. Hari hampir malam ketika mereka tiba di depan pohon oak tua. Mereka melihat sekeliling, dan menemukan sebuah retakan di tanah. Mereka masuk ke dalamnya, dan mulai menggali sebuah lubang. “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menggali?” tanya Tikus Tanah yang merasa terganggu dari tidurnya. “Kami ingin menangkap Beri beruang. Kami sedang membuat jebakan untuknya,” kata para semut. “Bahaya sekali!” seru Tikus Tanah. “Dia pasti sudah menangkap Semut Hitam saudara kami. Ia juga berniat mencakar kami, hanya karena kami mengambil air dari mata air!” kata semut-semut..

Scene 16 (15m 54s)

“Aku akan menolong kalian menggali di bawah sarangnya. Aku pernah hampir tertangkap dia dahulu.” Seharian itu, para semut dan Tikus Tanah menggali lubang di bawah sarang Beri. Mereka terus menggali selama sepuluh hari. Beri beruang sama sekali tidak curiga. Suatu malam di hari kesepuluh, Beri beruang kembali ke sarangnya dengan hati gembira. Ia berhenti di depan rumahnya di pohon oak dan berkata pada dirinya, “Aku sudah makan dan minum sampai kenyang. Satu-satunya yang bikin aku jengkel adalah semut-semut itu. Mereka masih berani mengambil air dari mata airku! Besok akan aku hancurkan lembah semut itu! Akan kucakar mereka dengan cakarku seperti ini…” Beri beruang mulai mencakar ke segala arah. Ia menghentakkan kakinya ke lantai sarangnya dan… BRRUUKK….

Scene 17 (18m 32s)

Lantai sarangnya jebol. Beri beruang jatuh ke lubang di bawah sarangnya. Lubang itulah yang telah digali para semut dan Tikus Tanah. Beri Beruang harus terus tinggal di lubang itu, kecuali ada penjaga hutan yang menemukannya. Semut-semut itu akhirnya hidup damai di lembah semut. Saat itu Semut Hitam saudara mereka juga sudah kembali ke rumah. Ternyata ia hanya terpeleset di jalan. Jadi tidak ada yang merusak kebahagiaan mereka sekarang. Para semut dengan bebas pergi mencari makan dan minum di hutan..

Scene 18 (21m 10s)

Isi profil dulu yaa... hiama* Sekolah*.