PENGARUH TELEKONSELING MENYUSUI DENGAN PENDEKATAN SOCIAL COGNITIF THEORY TERHADAP TINGKAT BREASTFEEDING SELF EFFICACY DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI. 

Scene 1

PENGARUH TELEKONSELING MENYUSUI DENGAN PENDEKATAN SOCIAL COGNITIF THEORY TERHADAP TINGKAT BREASTFEEDING SELF EFFICACY DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI

Universitas Padjadjaran | Keperawatan | 2024

Overview. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. 

Scene 2

Universitas Padjadjaran| Keperawatan | 2024

Latar Belakang. Menyusui adalah proses pemberian makanan berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan terbaik bagi bayi yang berguna untuk tumbuh kembang dan melindungi bayi dari infeksi. Manfaat pemberian ASI ini tidak hanya dirasakan pada bayi, namun juga dirasakan oleh ibu dan masyarakat secara keseluruhan.. 

Scene 3

Menyusui adalah proses pemberian makanan berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan terbaik bagi bayi yang berguna untuk tumbuh kembang dan melindungi bayi dari infeksi. Manfaat pemberian ASI ini tidak hanya dirasakan pada bayi, namun juga dirasakan oleh ibu dan masyarakat secara keseluruhan.

Universitas Padjadjaran| Keperawtan | 2024

Sumber: Riskesdas 2018, SSGI 2021, dan SKI 2023

Latar Belakang. Saat ini, jumlah konselor menyusui di Indonesia masih belum memadai, baru terdapat 3.485 konselor, Jawa Barat hanya ada 309 konselor menyusui.. 

Scene 4

Saat ini, jumlah konselor menyusui di Indonesia masih belum memadai, baru terdapat 3.485 konselor, Jawa Barat hanya ada 309 konselor menyusui.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa telekonseling menujukkan hasil yang kontradiktif juga ditemukan di negara-negara maju, sehinga negara berkembang seperti Indonesia, dengan keterbatasan sumber daya dan teknologi, masih belum jelas. (Chua et al., 2023).

Pada penelitian di Indonesia menemukan keraguan terhadap keefektifan edukasi laktasi daring (online) dalam meningkatkan self-efficacy menyusui (Rahmayanti et al., 2021)​

Bagaimanakah pengaruh telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory oleh konselor laktasi terhadap tingkat breastfeeding self efficacy di wilayah kerja Puskesmas Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung?.. 

Scene 5

Bagaimanakah pengaruh telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory oleh konselor laktasi terhadap tingkat breastfeeding self efficacy di wilayah kerja Puskesmas Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung?.

Tujuan Penelitian. 03. Mengetahui pengaruh telekonseling menyusui terhadap tingkat breastfeeding self efficacy dalam menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.. 

Scene 6

Mengetahui pengaruh telekonseling menyusui terhadap tingkat breastfeeding self efficacy dalam menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Mengetahui perbedaan tingkat self efficacy menyusui sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa materi manajemen laktasi yang akan dilakukan melalui webinar via zoom pada kelompok kontrol.

Mengetahui perbedaan tingkat self efficacy menyusui sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa telekonseling menyusui pada kelompok intervensi.

Mengetahui perbedaan tingkat self efficacy ibu menyusui antara kelompok intervensi dan kelopok kontrol.

Manfaat Penelitian. 01. 03. 02. Manfaat teoritis Menjadi bahan kajian terkait masalah yang diteliti yaitu pengaruh telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory oleh konselor laktaksi terhadap breastfeeding self-efficacy. 

Scene 7

Manfaat teoritis Menjadi bahan kajian terkait masalah yang diteliti yaitu pengaruh telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory oleh konselor laktaksi terhadap breastfeeding self-efficacy

Bagi Perawat Menjadi dasar bagi perawat dalam menentukan prioritas terkait topik edukasi dan discharge planning bagi ibu postpartum dan mempertimbangkan dalam memberikan bantuan praktis menyusui dengan memanfaatkan platform telelaktasi

Bagi Institusi  Menjadi dasar penyusunan kebijakan, program, dan sarana prasarana terkait dengan menyusui dengan membuat platform untuk kegiatan telelaktasi.

Hanover University | Economics | 2025. Tinjauan Pustaka. 

Scene 8

Ho : Telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory yang dilakukan oleh konselor menyusui tidak meningkatkan self efficacy pada ibu menyusui. Ha : Telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory yang dilakukan oleh konselor menyusui meningkatkan self efficacy pada ibu menyusui.. 

Scene 9

Ho : Telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory yang dilakukan oleh konselor menyusui tidak meningkatkan self efficacy pada ibu menyusui. Ha : Telekonseling menyusui dengan pendekatan social cognitive theory yang dilakukan oleh konselor menyusui meningkatkan self efficacy pada ibu menyusui.

Scene 10

Metodologi. Metode Kuantitatif. Metode Pengumpulan Data. 

Scene 11

Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest control group design.

Identitas responden, untuk mengetahui gambaran karakteristik responden terkait usia, pendidikan, pekerjaan, dan jenis persalinan. lembar penilaian menyusui untuk kelompok intervensi untuk mengidentifikasi kebutuhan konseling. BSES-SF, untuk mengukur skala breastfeeding self efficacy PFS, untuk mengukur skala kelelahan ibu postpartum EPDS, untuk mengukur skala resiko depresi Pengetahuan menyusui Pengalaman Menyusui Dukungan suami

Metodologi. Populasi. Sampel. Analisis Data. Seluruh ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Cimekar, Kabupaten Bandung.. 

Scene 12

Seluruh ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Cimekar, Kabupaten Bandung.

Menggunakan software perhitungan sample G power dengan effect size 0,15 dengan nilai α = 0,05 dan 1-β = 0,80 maka didapatkan ukuran sampel sebesar 34 partisipan untuk masing-masing kelompok kontrol dan intervensi.

Analisis univariat, dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian. Analisis bivariat berpasangan, menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test dengan signifikansi 5%. a.Analisis Bivariat Tidak Berpasangan dengan menggunakan uji Mann-Whitney signifikasi 5%

Kode Etik Penelitian. 14. 02. Autonomy. Confidentiality. 

Scene 13

THANK YOU. SO MUCH!. 220120240005. Nurrachma Ariestanti. 

Thesis Defense

Scene 1 (0s)

Scene 2 (23s)

Scene 3 (41s)

Scene 4 (1m 3s)

Scene 5 (1m 29s)

Scene 6 (1m 43s)

Scene 7 (2m 14s)

Scene 8 (2m 40s)

Scene 9 (2m 51s)

Scene 10 (3m 8s)

Scene 11 (3m 16s)

Scene 12 (3m 40s)

Scene 13 (4m 9s)

Scene 14 (4m 20s)