BUDAYA POSITIF

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

BUDAYA POSITIF.

Scene 2 (5s)

Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib , teratur , dan kepatuhan pada peraturan . Kata “ disiplin ” juga sering dihubungkan dengan hukuman , padahal itu sungguh berbeda , karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman , justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali . makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan , sesuatu yang dihargai dan bermakna . Dengan kata lain, disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri , dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai . Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal..

Scene 3 (42s)

Nilai-nilai Kebajikan dari enam institusi/organisasi Profil Pelajar Pancasila IBO Primary Years Program (PYP)/Sikap Murid:Toleransi (Rasa Hormat, integritas dan mandiri) Sembilan Pilar Karakter (Indonesian Heritage Foundation/IHF) ( Kejujuran (Amanah), Diplomatis , santun) Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (dapat dipercaya dan peduli) The Seven Essential Virtues (Building Moral Intelligence ) misalnya empati The Virtues Project ( Proyek Nilai- nilai Kebajikan) (percaya diri, kasih sayang).

Scene 4 (1m 2s)

Hukuman , Konsekuensi , Restitusi. Hukuman : Sesuatu yang menyakitkan, Tidak nyaman untuk murid/ anak untuk jangka waktu panjang , Murid/ anak akan tersakiti , korban mendapatkan keadilan. “ Awas kalau dilakukan lagi ya , nanti awas kamu ” Penghargaan : Sesuatu harus terjadi , Tidak nyaman untuk murid/ anak untuk jangka waktu pendek Restitusi, biasanya koran bisa terabaikan. “ Lakukan apa yang saya katakan ” Restitusi : Restitusi merupakan pilihan , korban mendapatkan ganti. “ Apakah hal ini yang sesungguhnya ingin kamu lakukan ?”.

Scene 5 (1m 25s)

Keyakinan Kelas. menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam . Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya , daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna . Tahapan menciptakan Program Kebajikan Lihat daftar kebajikan yang telah disusun bersama Tentukan nilai-nilai kebajikan yang ingin dijadikan perhatian utama di sekolah Anda. Curah pendapat dalam kelompok . Sempurnakan beberapa daftar nilai-nilai kebajikan yang utama , bahas kembali dalam kelompok utama . Buatlah poster atau muat di sosial media keyakinan sekolah / kelas Anda..

Scene 6 (1m 49s)

Kebutuhan Dasar Manusia.

Scene 7 (1m 55s)

Segitiga Restitusi. Kamu tentu punya punya alasan mengapa melakukan itu Adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan? 4 Segitiga Restitusi Menstabilkan Identitas Keyakinan Kelas apa yang telah kita sepakati? Kamu ingin menjadi orang yang seperti apa? Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan Kamu bukan satu- satunya yang pernah melakukan ini.

Scene 8 (2m 8s)

Restitusi - Lima Posisi Kontrol. Penghukum “ “ Patuhi aturan saya , atau awas !” Pembuat Merasa Bersalah “ Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu ” Teman “ Ayo bantulah , demi bapak ya ” Pemantau “ Apa yang telah kamu lakukan ” Manager “ ika kamu meyakininya , apakah kamu bersedia memperbaikinya ”.

Scene 9 (2m 22s)

Restitusi - Segitiga Restitusi.