Scene 1

Scene 2

Gita Fadilla (2010722008) Siti Hanifah (2010722006) Sofia Nofianti (2010722004) 

Scene 3

Aspek artikuloris Aspek Akustik Aspek Auditoris

Scene 4

Fonetik artikulatoris membahas bunyi-bunyi bahasa menurut cara yang dihasilkannya dengan alat-alat bicara.  Bunyi bahasa dibedakan dengan segmental dan suprasegmental.  . Bunyi segmental adalah bunyi menurut pola urutannya dari yang pertama sampai yang terakhir,  atau dari kiri ke kanan.  Sebagai contoh : kata dan terdiri dari bunyi [d],  [a,  dan [n]. Sedangkan bunyi suprasegmental adalah bunyi yang dapat dibayangkan sebagaii bunyi yang 'diatas' segmental.  Misalnya perbedaan tuturan Dia telah datang dan Dia telah datang?.  Kedua klimat diatas terjadi perbedaan intonasi yang berbeda.  

Scene 5

	Di samping itu,  juga mempelajari bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan atau bunyi bahasa dihasilkan dengan menggerakkan atau memanfaatkan organ-organ tutur,  misalnya lidah,  bibir,  dan gigi bawah yang digerakkan oleh rahang bawah.  . 	Dengan demikian,  seseorang yang ingin mengkaji bunyi-bunyi bahasa harus mengetahui juga berbagai struktur mekanisme pertuturan,  memahami fungsi setiap mekanisme tersebut,  dan peranannya dalam menghasilkan berbagai bunyi bahasa (Singh dan Singh,  1976:2).  

Scene 6

Menurut Chaer (2012:103),  Fonetik akuistik yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa atau fenomena alam.  . Sementara menurut Verhaar (2010:20),  fonetik akuistik menyelidiki bunyi menurut sifat-sifatnya sebagai getaran udara.  Jadi dapat disimpulkan bahwa fonetik akuistik adalah fonetik yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi bahasa mengalir melalui getaran udara. Fonetik akustik mengkaji karakteristik bunyi suatu bahasa.  Sebagai contoh,  kita tahu bahwa bunyi konsonan [s] dalam bahasa Perancis memiliki frekuensi lebih tinggi dibanding bunyi konsonan lain seperti bunyi [ ].  Coba bandingkan bunyi sou dan bunyi chou.  

Scene 7

	Aspek auditoris atau persepsi mengarahkan kajiannya pada persoalan bagaimana manusia menentukan pilihan bunyi-bunyi yang diterima oleh alat pendengarannya.  Dengan kata lain,  kajian ini meneliti bagaimana seorang pendengar menanggapi bunyi-bunyi yang diterimanya sebagai bunyi-bunyi yang perlu diproses sebagai bunyi-bunyi bahasa yang bermakna,  dan apakah ciri-ciri bunyi bahasa yang ditanggap penting oleh pendengar dalam usahanya membeda-bedakan setiap bunyi bahasa yang didengar (Singh dan Singh,  1976:5).  .    

Scene 8

Aspek auditoris adalah kajian terhadap respon sistem pendengaran terhadap gelombang rangsangan gelombang bunyi yang diterima (Masnur Muskick,  2008:9-10). Heriyadi (2016:10) juga mengungkapkan bahwa aspek auditoris adalah aspek yang memfokuskan pengkajian pada aspek bagaimana bunyi ujar ditangkap dan diproses oleh indra pendengaran manusia. Sedangkan menurut Chaer (2012:103) menyebutkan bahwa aspek auditoris juga mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita,  serta juga mempelajari bagaimana telinga manusia dalam memproses dan menangkap bunyi-bunyi bahasa.  

Aspek-Aspek Bunyi Bahasa

Scene 1 (0s)

Scene 2 (7s)

Scene 3 (16s)

Scene 4 (30s)

Scene 5 (1m 12s)

Scene 6 (1m 49s)

Scene 7 (2m 29s)

Scene 8 (3m 2s)

Scene 9 (3m 34s)